Social Icons

Pages

Anak Perempuan Harus Ditindik dan Pakai Anting?


Mak berusaha tetap sabar dan tangguh setiap ada yang komentar "koq anaknya nggak ditindik?". Sekarang mak tanya balik, memangnya wajib ya bayi perempuan ditindik? Jadi kalau tidak ditindik tidak perempuan? Apa dalam agama juga mewajibkan menindik anak perempuan? Jawabannya tidak pastinya. Lalu kenapa banyak yang menindik bayinya? Jawabannya 'Budaya', awalnya sebuah kebiasaan yang dilakukan terus menerus dan berulang secara turun temurun sehingga jadilah budaya.

Mak teringat sewaktu mak kecil, papa mak nggak pernah izinin anaknya ditindik, waktu itu cuma adik mak yang belum ditindik, mak dan kakak mak sudah sejak kecil ditindik oleh tante mak yang kebetulan seorang bidan. Larangan ini juga berlaku sampai ke cucu perempuannya, anak mak dan kakak mak. Alasan kenapa papa mak melarang adalah menurut papa, tindik anak itu sama dengan menyakitinya, karena mereka masih bayi, belum bisa memilih mau ditindik apa tidak, tapi orang tuanya memaksa ditindik. Padahal namanya ditusuk jarum ya sakit sekali, apalagi dilubangi untuk memasukkan anting seperti tindik ini. Setelah adik mak beranjak besar dan bisa memilih barulah dia ditindik dengan keinginannya sendiri. 
Saat mak menjalani pendidikan kesehatan, mak sering melakukan tindik ini kepada pasien tempat mak praktik. Disaat menjalaninya mak akhirnya mengerti kenapa papa mak melarang tindik pada bayi perempuan. Kasian memang, rata-rata bayi akan menangis dengan sangat keras bahkan sampai kehilangan suara yang menunjukkan mereka syok dengan perlakuan tersebut (agak lebay, but it's true). Belum lagi pasca tindik beberapa ada yang balik ke klinik karena beberapa bayi ada yang memberikan respon alergi terhadap anting yang di pakai jadi bisa bengkak, merah bahkan ada yang menjadi infeksi (tuh serem ya, mak nggak nakut-nakutin loh ini). Yah memang tidak semua, dan penanganannya juga hanya dibersihkan dan diberi antiseptik. Tapi itu kan menurut kita, menurut si bayi? Tiap luka itu berdenyut dia cuma bisa nangis. Seandainya dia sudah bisa bicara pasti dia ngomel-ngomel, bisa aja dia marah-marah dan nyalahin mak nya kenapa mesti ditindik (fiuuh.. jangan sampai masuk kdrt yah nak). 
Ah mak lebay nih, yah mungkin ada yang berpendapat demikian. Tapi bagi mak, kenapa harus menyakiti hanya untuk demi menjawab 'budaya' yang tidak ada manfaat dan dasar nya. Beda dengan suntikan imunisasi yang memang bertujuan dan memberi manfaat bagi kesehatannya. Memang buat apa sih ditindik? Biar tau perempuan atau laki-laki? Bukankah identitas perempuan muslim itu menutup aurat? Bukan memakai anting. Tanpa anting dia tetap perempuan yang kelak menjadi wanita dewasa yang bisa menentukan apa yang ingin dia kenakan atau tidak. Bukan hak kita memaksakan apalagi dengan menyakitinya hanya karena dia belum tau apa-apa. Justru kewajiban kita adalah menjaga, merawat bahkan wajib melindunginya dari segala sesuatu yang membuatnya tersakiti. Jadi maaf, saya tidak ingin menyakiti anak saya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates